sekedar berceloteh pada dini hari

sebelum tidur tadi malam, saya memang degan sengaja “menyeting” alarm di ponsel saya dengan memasukkan angka 1 am di dalamnya. jam 1 dini hari, saya meminta alarm untuk membangunkan saya. bukan tanpa maksud saya bergadang kali ini, karena jika tanpa tujuan, maka pesan bang haji rhoma akan saya langgar. dan melanggar perintah orang tua dosa hukumnya.

Pekerjaan sekolah yang datang silih berganti menuntut saya tetap membuka mata dan mampu men”sinkronkan” jari tangan dan keseluruhan bagian otak  dengan alam sadar saya. meski pada dasarnya, jika mengikuti anjuran orang yang berwenang menangani kesehatan, saya sebaiknya melakukan banyak istirahat. tetapi, kelelahan hanya sebuah kata menguap.

untuk menghilangkan kebuntuan otak saya yang telah mendera sejak sebelum tidur tadi, maka saya pun berusaha untuk menulis sejenak. menulis buat saya adalah sebuah piknik dalam kata-kata. segala perasaan saya tumpahkan bukan pada orang atau tempat lain, melainkan saya uraikan menjadi sebuah kata yang dirangkai menjadi kalimat, sambung-menyambung menjadi paragraph.

Yah, kali ini saya ingin menulis.terinspirasi dari sebuah renungan yang baru saja saya dapat dari rekan kerja di sekolah. bahwa kadang dini hari seperti sekarang mampu menjabarkan lubuk hati yang tak terpeta kan ketika siang. merenungkan pertanyaan-pertanyaan dalam hati yang sempat luput ketika matahari muncul.

dan renungan saya pun muncul. ditemani lagu Rocketeer yang disenandungkan Far East Movement feat Ryan One republic, angan saya berkelana. memimpikan sebuah harapan untuk mengembara kembali. menegak sari pati dunia, mencicipi maha agung pengetahuan di luar sana.

“here we come, come with me. there’s a world out there that we should see. take my hand,close you’re eyes. let’s fly…”

petikan Refrain yang mengalun, penuh inspirasi ternyata mampu membangkitkan semangat saya. saya ingin kembali mengembara, mem”bolang”, menikmati setiap jengkal tanah Negara lain. menyerap ilmu yang luas seluas samudra. keinginan itu kembali lagi..

jika harus jujur, ada sebuah penyesalan yang menggumpal di setiap hembusan nafas ini. Penyesalan yang ingin saya bayar lunas, yang ingin saya hilangkan dengan sebuah cara. berkelana. mencari inti dari sebuah perjalanan jasmani dan rohani.

Pengembaraan saya setahun lalu ternyata membuat adiksi.

Tinggalkan komentar